Minggu, 08 April 2012

Selamat Jalan..

Foto from: peluang-limatigaempat.blogspot.com
Di hampir malam itu Kasmir berpamit mundur didepan beranda rumah dengan istrinya yang cantik dan dua orang anaknya yang masih balita.

Istri Kasmir menggamit pinggang Kasmir, seperti tak rela melepaskan si suami yang begitu dicintainya,

"Tak bisakah abang bertahan hingga esok pagi bang? ini sudah hampir malam, kasian anak-anak kamu tinggal juga.." Rajuk istri Kasmir yang jelang malam itu mengenakan daster batik printing berwarna merah marun.

Kasmir tidak menjawab, hanya encium kening sang istri, tersenyum kemudian memeluknya begitu hangat, dari bawah, kedua anaknya menatap sang ayah penuh harap sementra mereka tidak mengerti kalau ayah mereka hendak ditugaskan kerja.

"Tunggu aku Leha, aku pasti segera kembali, ini hanya sementara.." kemudian melepaskan pelukannya lalu pergi membawa ranel berisi camera foto lengkap.

****

Pesawat yang mengangkut kasmir mendarat di Papua, Kasmir ditugaskan untuk peliputan misi perdamaian pembebeasan lahan sengketa perusahaan ternama di deretan pegunungan timur Indonesia, sebuah daerah rawan.

Pukul satu dini hari, baling-baling helikopter yang akan mengangkut beberapa pemburu berita itu menderu-deru, berkibasan membuat pengang telinga. Satu batalyon sudah melingkar disetiap sisi lapangan pendaratan darurat, rencananya para wartawan akan di angkut kepuncak Jaya, karena disanalah headquarter berada.

DESIIING....

Bunyi tembakan memecah hingar bingar deru baling-baling, membuat semua mata bertanya-tanya, darimanakah asal suara itu, 

Kasmir, menaikkan tas ranselnya, hendak medapati duduk dibangku paling belakang, namun sayang sekali, belum sempat menaruh diri pada bangku, selasat peluru perak mendarat dibagian lehernya...

Deru pesawat terhenti, berganti dengan suara-suara panik dari sekian puluh orang yang berada dilingkar pendaratan darurat.
Darah segar mengalir pada bagian leher Kasmir, nafasnya megap-megap, bibirnya sudah pucat pasi,
tak ada petugas medis yang siaga ditempat itu, hanya ada kotak p3k seadanya saja, bala tentara sibuk mencari-cari sumber tembakan, suasana panik menambah parah, hingga pada akhirnya Kasmir menghembuskan nafas terakhirnya, menutup matanya, terbayang dipelupuk mata Kasmir, tiga sorot cinta yang terlihat menjauh kemudian memburam.

****

Malam yang dingin, pukul tiga dini hari, Leha terbangun dari tidurnya, berjumput dengan kucuran air diwadah cor persegi empat, wudhu, mendoa untuk sang suami yang sedang ditugas kerjakan, penuh pengharapan agar diperolehnya keselamatan untuk suaminya tercinta..

**** End


Jumat, 06 April 2012

Hatiku Kebas

Foto From: Ibadurrahman (http://ibadurrahman.deviantart.com/art/Sunset-Alone-173165091)
Aku memangkas rindu itu perlahan dalam setiap guratan malam..
Meletakkannya sembunyi-sembunyi dalam bilik berjamur, agar kasat oleh mata, dan lupa akan rasanya.
Hening dan pengap meluap-luap dalam sesak tak berkesudahan, kala ornamen bernama rindu itu hilir mudik dalam dada.
Kudapan kosong, tak juga enyah, kadang meredup, kadang gegap gempita berkelap kelip, tetap rindu..
Hai kamu, jadilah sebagai pusat bahagiaku,

- Aku Meminta Malu-malu -

kemudian sepi sekonyong-konyong tanpa permisi datang, kamu diam.
Kita berdua telah melewati jeda, yg sama-sama bermuara disatu rasa, tapi siapakah yg tahu rasa? Sesembunyi tetap berkerut, membekas didada..
Kembali aku pengap, sendiri bersembunyi, megap-megap tak dapat jawab, alih-alih menunggu lagi, alamak, rinduku bagai diternak..
Ah, sudahlah, sepintas lalu saja, sesempatnya saja, menyirami ternak rindu itu bagai gersang yg menunggu hujan, semoga saja tak mengering..
hatiku kebas!!

Hujan dan Secangkir kopi


Coffee and Rain (taken from: http://www.leegleiser.com/blog/?p=294)
Apa jadinya kala rasa ini melipir kesebuah sudut segi tiga
yang disetiap sisinya ada riak basah karena percikkan air hujan
yang disetiap sisinya bertinggal bekas jatuhan air hujan

Apa jadinya kala rasa ini terhenti pada tempat teduh yang menyelamatkan
dari rentetan air hujan
dari basah
dari dingin yang ditinggalkan hujan
dari aroma abu yang berbekas
kemudian menimbulkan hangat yang ternyata tercipta hanya sebentar saja

Apakah jadinya saat hujan tanpa kaca dibalik jendela
duduk merenungi tiap titik butiran putih bening
melesat cepat berebut membumi ke tanah
kemudian ada tempias meski hanya titik titik kaca bak mutiara

Dan,

Apakah jadinya ketika tak ada secangkir kopi yang ikut merangkul kala hujan berebut turun ketanah?

hai, biar aku kutipkan sebuah dialog bias-bias hujan dan secangkir kopi:
"Kau tahu aku ini hanya datang sebentar?" bisik rerintik hujan

dalam asap mengepul dicangkir kaca bening ia menjawab:
"Tak jauh beda kita, pun demikian aku datang, hitungan waktu saja aku mendingin kembali dan kepulan asap ini akan menghilang diselimuti udara kosong."

Dan rerintik hujan itu seperti tersengat dinginnya sendiri,
tak menjawab secangkir kopi yang kala itu masih mengepul dalam lingkar kakunya

"Aku datang sebentar saja, dan begitu juga dengan kamu, tak perlulah kita mengulur waktu hingga nanti dingin menepi, hangatkan aku sejenak, kemudian aku pun berpamit diri..."

Hujan itupun menengadahkan jatuhnya, melambatkan jatuhnya, membiarkannya saja mengalir...

Apa jadinya kala hujan bergemuruh itu datang kemudian kepulan asap dalam cangkir berisi kopi menemuinya?

Dalam sesaat akan tercipta hangat,
melesat mampir dalam diri,
meninggalkan bekas tanpa harus bertatap ulang kala hujan datang kembali..

Minggu, 01 April 2012

Proofreading Spectrum24



Setelah melalui proses penulisan selama hampir satu bulan, SPECTRUM 24 akhirnya hari ini terselesaikan. Sebuah project menulis dalam rangka menyemangati diri untuk mau mengumpulkan apa yang sudah disusun. Beriringan dengan pergantian usia di 12 Maret lalu, akhirnya terciptalah ide pembuatan buku fiksi, Spectrum 24, sebuah buku fiksi narasi yang berisi 24 cerita pendek, flash fiction, dan dialog narasi. Sebagian besar merupakan cerita yang ditulis sejak awal Maret 2012 ini, dan ada beberapa cerita pendek yang memang pernah dipublikasikan sebelumnya, seperti dalam buku-buku project menulis bersama yang dikenal dengan #11project11days oleh penerbit @nulisbuku. Juga ada naskah cerita pendek yang pernah jadi 10 besar naskah cerita fiksi terbaik di Pekan Sastra 2009 Institut Pertanian Bogor. Berikut kutipan resensi buku #spectrum24 yang hari ini sedang menunggu proses proofreading...

Resensi:

Spectrum24 sebuah buku kumpulan cerita fiksi


Dimulai dari cerita Gincu Merah Yati, seorang perempuan yang menjadi penjajah cinta karena sakit hati kepada lelaki. Kemudian beralih kecerita tentang masa lalu, tiba-tiba muncul dan mengaduk-aduk hati Ogi dalam Anonim Chat. Lalu, apakah hati ini akan tetap sama ketika menyukai seorang wanita namun tak berbalas? meski sudah berpisah belasan tahun seperti kisah Danarumy. Mari berkunjung ke negeri Deron di Rorotan, bersayap dan bercahaya, terbang bersama Canis Major di Orionid. Dan apa jadinya jika kita hilang ingatan? melupakan masa lalu yang berharga, di Morning at Ubud. serta ada sebuah petikkan dialog narasi Cinta Dalam Kotak & Pertemuan tiga inchie sebagai penutup 24 cerita fiksi dalam Spectrum 24, yang akan membawa pembaca berimajinasi dalam satu paket lengkap.

Rasanya bisa menarik nafas lega ketika proses rereading ketiga kalinya sudah selesai dan masuk proses waiting untuk proofreading. Semoga semua prosesnya berjalan dengan baik. Dan hal yang paling penting adalah ketika nanti bukunya siap cetak untuk order melalui toko buku online di http://nulisbuku.com/homepage semoga akan banyak penikmat cerita fiksi menyukainya..

Label