Aku dilupakan begitu saja ketika kamu ternyata aku temui berbeda, di satu jingga sore itu, kau dengan kikuknya bermata nanar menatap aku yang dengan sedikit ‘terkejut’
Aku, kamu, dan cerita tentang kita yang sepertinya terlihat begitu sempurna, di satu jingga sore itu seolah berubah dengan sedemikian rupa, namun aku tertawa, bukan kecewa.
Kau, dapat kubaca dari segala bahasa tubuh yang terlihat oleh mata, gugup memandangku dan aku dengan pesona, menatap balik kepadamu, kepada kalian, kepada diantara kalian.
Aku melangkah tanpa ragu, tanpa berbalik, tanpa berpikir, tanpa pertimbangan, dan tanpa iris hati yang sakit, mendekatimu, mendekati kalian, diantara kalian, dalam catatan satu jingga sore itu.
Aku kau bilang hilang, aku kau bilang pergi, aku kau bilang tak dapat kau temui, lalu kau pergi, meninggalkan jejak abu-abu dalam semburat sesal karena kau kira aku yang tertipu olehmu, namun itu cerita lalu, -aku tersipu malu-
Kau, dengan catatan kakimu pergi meninggalkanku, mencoba melupakanku, dan mencoba menghapus bayanganku, dan kau, kira aku yang terluka, aku yang kecewa, aku yang terlupa oleh cerita diantara kita.
Dan, sebuah titik balik seolah euforia yang menari-nari disudut kota dikala jingga menyeruak dari sudut-sudut cakrawala, aku dan kau kemudian dipertemukan oleh kita. Kau, menggengam tanganya, sedikit terlihat lebih mesra, dan ia, menatap penuh curiga, berganti tatapan diantara kita, lalu aku, aku dari depanmu melambaikan tangan keudara, dan berjalan melewat mu, kita, dan kalian dengan satu langkah pasti,
Sedikit berlari, bias senyum dan semburat bahagia mulai menguasainya, dia, kupanjangkan langkah kaki, berlari, kemudian ku peluk dia di balik jendela, erat dan ku kalungkan kedua tangan kelehernya, mengecup keningnya, lalu berbalik kutatap kau dengannya, dan disana, disatu jingga, ada cerita tentang kita.
Aku, dengan dia, dan kau bersamanya, aku tersenyum dengan dia, dan kau dengan mimik muka yang sulit aku baca namun tidak bisa berbohong, seolah berkata, kita sama.
Kau yang salah, jingga yang membaca, mempertemukan, dan menjadikan satu adegan, aku, bukan terluka, bukan menghilang, aku memang cinta, aku punya cinta, aku dan cerita tentang kita, namun aku tidak sendiri, ada kau dengannya dan aku dengan dia, kita sama, salam hangat dari jingga dikala sore tiba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar