Hari ini aku sedikit berjalan mundur, beberapa langkah menghitung lembaran catatan lawas, dari tahun ketahun, disetiap goresan tintanya ada beberapa garis liat katakanlah coretan yang memang sengaja aku tuangkan, mungkin saat itu sedang berubah pikiran, atau memang menemukan kata yang lebih pas untuk mendeskripsikan sesuatu yang hendak ingin aku ungkapkan. Hal lumrah sebetulnya, hanya sebuah deretan mimpi-mimpi yang setiap tahunnya dibuat jelang pukul dua belas malam jelang pergantian hari kelahiran. Disitu aku lihat rutin dalam setiap batas halaman yang tercekat melalui warna warna kertas, dari setiap pergantian usia, hingga malam setahun lalu. Ijinkan aku kali ini sedikit melangkah lagi kebelakang, jangan salah paham, bukan bermaksud berjalan mundur, akan tetap hanya ingin menengok bias wajahku yang tersurat melalui tulisan-tulisan itu.
VLT Captures First Direct Spectrum of an Exoplanet (google) |
Tak beda jauh dengan mereka yang juga berubah usia dari tahun ketahun, selalu mencantumkan apa saja keinginan mereka sebelum jam berdetak, menunjukkan pukul dua belas malam, atau seperti jeritan hati pada saat mata tertutup sepersekian detik sebelum lilin pada birthday cake ditiup. Seperti percintaan apa yang dinginkan, lalu rencana-rencana perbaikan apa yang diharapkan bisa dijangkau setelah angka pada hitungan tanggal lahir berubah, atau apa saja kebiasaan buruk yang ingin diminimalisasikan agar tidak terulang kembali. Semua rencana-rencana itu tersusun rapih berderit derit dari angka pertama yang merupakan prioritas (biasanya), mungkin kadang hingga angka sepuluh, bahkan lebih. Semacam to do list persis ketika pergantian tahun menjelang di akhir Desember. Semua mimpi dan harapan kembali disatukan, dalam beragam corak, jutaan pengharapan, luapan energy luar biasa yang menyerukan semangat.
Sejak awal aku menuliskan beberapa keinginan ketika pergantian tanggal antara sebelas Maret pukul 11.59. ke tanggal 12 pukul 00.00, aku selalu menerapkan kebiasaan tentang mimpi dan cita-cita, ada satu mimpi yang hingga kini masih terbata-bata aku menyatakannya, hidup dengan tulisan-tulisanku, tertuang cerita hidup dalam deretan kata lalu jadi kalimat yang layak untuk dibaca dan disebut sebagai paragraph. Tidak ada wish saat mata tertutup ketika ingin meniup lilin pada angka melumer yang ditancap diatas cake, tidak pernah, hanya ada deretan spectrum dalam otak ini yang berambisi mengumpulkan tiap biasannya dalam beragam warna menjadi sebuah isi yang menyatu. Ya, itu yang membedakan angka 24 ditahun ini, hanya ada spectrum yang berpandar dalam otak, bersinar semakin terang, menjauhi redup dan mendekati gemintang, aku nikmati spectrum 24 ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar