Dalam garis batas yang tercipta diatas khatulistiwa, aku tertegun dikurung diam, meraba dalam gelap, dan berbicara tanpa suara.
Dalam garis batas yang tercipta diatas khatulistiwa, ada dingin yang menyergap, ada panas yang merayap, dan ada gelisah yang tidak berwujud.
Aku adalah sebuah representasi dari kamu, yang memiliki dua hati kemudian menyatu, tapi lalu menghilang.
Aku adalah sebuah representasi dari kamu, yang mencari, yang berbicara dengan awan, yang berlari bersama bintang, berucap salam bersama rintik hujan,
Aku resah, aku gamang, aku dalam rindu yang lembab, aku yang kering, aku yang tidak berotasi, aku yang diam, aku yang menari bersama cinta, sendiri.
Aku tertawa dalam jatuhnya hujan, aku mengurung hati dalam mimpi, dan kau berlari setelah kau nikmati.
Aku berpeluk rindu, berharap dalam setiap jejak mentari, dan tidak berhenti menanti.
Tertidur di atas jerami yaang lembab, terpejam dalam lelap, ada hembusan nafas yang didalamnya akan selalu beriring sebuah nama, adakah harapan yang sama?
Lama aku membelah garis batas, disetiap bisikan yang pernah aku dapatkan, dan disetiap sentuhan yang selalu aku rasakan.
Rembulan membekukan rasa rindu, mendinginkan hasrat ingin bertemu, dan menghancurkan dinding waktu.
Kita pernah bertemu, dulu, ketika waktu masih menyatu, aku dipelukmu, aku digenggammu, aku didekapmu, adakah kau rasakan itu?
Dalam garis batas kau ciptakan sebuah mimpi, kau buat sebuah harapan, kau bangun cinta, dan kita nikmatinya bersama..
Semoga masih sama...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar